Jumat, 25 September 2009

HIDUP




Makna hidup bagi setiap insan satu sama lain berbeda di dunia, namun kemungkinan bisa sama hakikat hidup di akhirat. Bayi yang tidak berdosa, suci dan merupakan amanah yang sangat berarti dititipkan oleh Allah kepada wanita yang beruntung dipercayakan mengalami masa-masa kehamilan yang tidak dapat dinilai atau dibayangkan dengan apapun juga. Bayi itupun diberi kesempatan untuk hidup, walaupun belum mengerti untuk apa saya hidup. Hidup demi siapa saya ini berkelana di dunia yang memiliki keunikan dan kemisteriusan rahasia alam. Bagaimana saya harus hidup? Hidup! Dan sekali lagi hidup!

Menurut kamus bahasa Indonesia hidup adalah sesuatu yang bernyawa, dalam bahasa Inggris life. Setiap manusia memiliki pemikiran tersendiri untuk mengungkapkan arti hidup. Begitu banyak cerita tentang hidup anak manusia yang berlomba-lomba untuk mempertahankan hidup. Mungkinkah saya hidup 1000 tahun lamanya bagi orang-orang yang memiliki kenyamanan hidup tanpa harus memikirkan besok makan atau mendapatkan apa yang bisa mengisi perut. Sementara orang-orang yang berusaha berjuang untuk hidup esok harinya, bisa jadi berpikiran pendek dengan mengistilahkan buat apa saya hidup lebih lama.

Begitulah hidup diberikan oleh Allah untuk mendapatkan dan menerima cobaan-cobaan tanpa memandang siapapun manusia yang dipilih Allah untuk mendapatkan ujian demi ujian menguji keimanan dan ketaqwaan insan yang diberi kesempatan untuk hidup. Beraneka ragam pola pikir orang-orang yang diberikan kesempatan untuk hidup, mulai dari hidup yang mengikuti ajaran Allah sampai yang mengikuti hasrat jiwa tanpa mempedulikan ajaran Allah sebagai pedoman hidup.

Sangatlah picik orang-orang yang berpikiran sempit memaknai hidup dapat ditentukan oleh dirinya sendiri, menyombongkan diri dan silau dengan gemerlapnya cahaya bintang di langit yang cerah tanpa ada toleransi dan tenggang rasa dengan orang-orang yang membutuhkan uluran tangan orang-orang yang bersikap arif, bijaksana. Tetapi orang-orang yang menerima uluran tangan pun tabu untuk tidak berikhtiar atau berusaha berjuang hidup yang memiliki faedah atau manfaat bagi orang-orang disekelilingnya.

Hidup demi siapa saya tetap bertahan hidup. Bagi seorang ibu yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan serta merawatnya tentu saja hidup ibu yang paling utama untuk anak-anaknya, disamping suami. Sangat besar sekali jasa ibu yang tidak ternilai kasih sayangnya, sehingga keluarlah pribahasa “Surga di Telapak Kaki Ibu”. Kita pun merayakan hari Ibu untuk mengenang dan selalu mengingat perjuangan ibu sangatlah memberikan arti aset-aset anak bangsa menjadi manusia yang berguna bagi agama, Negara dan bangsa.

Oke sobat kita lanjutkan lagi bercerita tentang hidup, ini masihlah kulit kasar yang perlahan-lahan mengusik ke dalam sampai memahami kehidupan yang benar-benar hidup bermakna bagi siapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERTUTUR SOPAN, BEBAS, BERTANGGUNG JAWAB, EKSPRESIF TANPA SARA/ NARSIS